Semalam di Puteri Gunung Lembang

Setelah hibernasi (sangat panjang) dari menulis, hari ini mendadak kangen nulis mungkin akibat deadline kerjaan lain yang menggunung. Bukannya mencicil kerjaan itu tapi malah mengalihkan ke pekerjaan yang lain, adakah temans disini yang seperti saya?

Pemandangan pagi di Puteri Gunung Lembang

Hari Rabu dan Kamis minggu ini saya mendapatkan kesempatan ikut gathering dari tempat saya ngajar di Lembang, alhamdulillah bisa menikmati sejuknya udara di dataran tinggi Bandung ini. Walaupun tetep ada yang kurang, karena teman sekamar saya batal ikut jadi saya seorang diri di kamar, tau gitu mas bojo diselipin di ransel dan diboyong.

Kami menginap di Hotel Puteri Gunung Lembang, di daerah Cibogo Lembang. Sebuah hotel bintang 4 yang sangat nyaman. Hotel ini sistemnya cottage jadi per rumah gitu tidak dalam  1 bangunan. Setiap rumah terdiri dari beberapa kamar tidur dan ruang kumpul. Lokasi cottaagenya mengikuti countour tanah yang menurun , terbagi jadi 5 bangunan yang berbeda.

Layout Cottage di Puteri Gunung Lembang

Bangunan paling depan adalah resepsionis, lobby dan restoran yang ada di bagian kanan dan kiri. Dari bagian ini ada bangunan bale-bale yang bisa digunakan untuk tempat makan . Di bagian kiri bale ini, ada 3 kolam renang  yaitu untuk anak dan dewasa dengan kedalaman 140 – 160 cm. Jangan khawatir kedinginan y karena ini kolam air panas. Mulai dari sebelah kanan bale-bale sampai ke bawah, tersebar cottage-cottage untuk menginap.

 

Di bagian paling bawah ada lapangan yang cukup luas untuk tempat games, ada kolam ikan lengkap dengan kursi-kursi untuk istirahat, ada satu saung untuk berteduh, lalu ada permainan catur raksasa yang pionnya bisa dipindahkan (seru bangett lo ini), ada rumah pohon mini yang bersebelahan dengan kandang rusa. komplit kaan…….cucok nih buat gathering. Ada mini playground juga buat para bocils. Sepanjang jalan menuju lapangan ini dan sekeliling lapang sejuk banget karena banyak pohon cemara.

Tempat ini banyak spot bagus untuk foto-foto, sayang karena saya pergi tanpa fotografer

pribadi (aka mas bojo) jadi gak sempet mengabadikan diri saya sendiri, hanya mengabadikan tempatnya saja.

Makanan di tempat ini, cenderung biasa aja untuk ukuran hotel bintang 4. Menu yang paling oke adalah menu buffet sarapan, banyak pilihan dan rasanya juga mantap. Tersedia nasi goreng, pasta, bubur ayam, macam-macam tumis, bubur ketan hitam, omelette, roti tawar dan aneka roti manis, salad sayur, buah-buahan potong, aneka puding, yoghurt, aneka jus, lontong kuah dll. Menu yang paling enak menurut saya : Pasta, yoghurt dan salad sayur. Menu yang paling laris manis adalah omelette, mungkin karena baunya yang semerbak membuat antriannya tidakkunjung menyusut sampai saya selesai sarapan.

Untuk kamar tidur, saya kebagian di kamar 5xx, sebuah bangunan yang didominasi kayu, kamarnya diatas ada balkon  yang ketika dibuka langsung melihat indahnya pohon cemara dengan cuitan burung-burung. Ukuran kamar tidak terlalu luas, cukup leluasa untuk dua orang. Furniture berbahan dasar kayumulai dari tempat tidur, lemari pakaian,  meja rias dan meja telfon. Ada kulkas mini yang bisa digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman kita. Untuk ukuran hotel bintang 4, ini sangat sederhana karena masih menggunakan kunci manual bukan menggunakan kartu. Sayangnya air panas di shower, suhunya tidak optimal sehingga rencana saya berlama-lama mandi musnah sudah.

Apakah saya ingin datang lagi? Ingiiiiin tentunya dengan mas bojo, dengan durasi lebih lama biar bisa menikmati kolam renang, bisa foto-foto daaan kalo bisa gratis.

Setelah menikah, rasanya hampa kalo harus bepergian jauh sendirian apalagi menginap. Maklum saya tipe emak-emak yang ngintilin suami hehe. Di sisi lain, perjalanan kali ini adalah reward dari Allah karena tidak pernah terbersit sedikit pun bisa mendapatkan pengalaman ini. Sebuah reward juga dari suami juga biar istrinya tambah bahagia.  Selama perjalanan dari Bogor – Bandung – Bogor menjadi momen refleksi betapa Allah Maha Baik, memberikan semua kebaikan untuk saya yang masih banyak dosa ini. Kesempatan ini juga tidak saya sia-siakan untuk memperbanyak doa karena salah satu saat diijabah doa adalah saat kita melakukan perjalanan.

Sekian cerita semalam saya di Puteri Gunung Lembang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mudik Bahagia

Setelah melewati tiga purnama akhirnya kakang prabu mengajak saya mudik ke kampung halamannya. Deket kok cuma ke Batujajar. Pernah denger nama itu? Kalau belum mari kita kenalan dulu.

Batujajar adalah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung Barat yang disingkat dengan istilah KBB. Menurut peneropongan mbah google dari rumah saya di Cianjur berjarak 59 km dan dapat ditempuh dalam waktu 2 jam 4 menit (tanpa macet dan menggunakan kendaraan pribadi).

Batujajar memiliki luas wilayah 1.305,77 km² dengan contour tanah naik turun ciri khas wilayah pegunungan dan disini selain pengunungan biasa kita dapat menemukan gunung batu misalnya di daerah Citatah, di bagian barat KBB yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur tempat saya tinggal.

 

Perjalanan mudik kali ini kami menggunakan angkutan umum karena memang belum punya kendaraan pribadi……(mohon doanya supaya tahun depan kami dimampukan membeli kendaraan pribadi……Aamiin). Kami berangkat dari rumah jam 14.20 di tengah hujan deras. Waktu yang nanggung untuk bepergian keluar kota karena sholat asharnya pasti telat. Tapi pertimbangannya kalau berangkat sesudah ashar kami akan sampai di Batujajar larut malam dan ini akan merepotkan keluarga yang menjemput disana. Beruntung pas sampai di daerah terminal, berpapasan dengan bis MGI jurusan Bandung Sukabumi di lampu merah maka terjadilah drama mengejar bis karena doi jalan duluan. Berkat keahlian adik mengejar bis, drama ini tidak berlangsung lama dan kami pun bisa istirahat.

 

Perjalanan Cianjur-Batujajar nyatanya ditempuh  4.30 jam karena macet dari Citatah sampai pintu tol Padalarang. Kami sampai di pintu tol jam 17.30 langsung meluncur ke mesjid terdekat untuk sholat ashar dan perjalanan dilanjutkan setelah sholat maghrib dan tepat adzan isya berkumandang kami sampai di rumah…….Alhamdulillah.

Untuk bisa sampai ke rumah dari pintu tol harus dua kali naik angkutan umum lalu disambung dengan ojek. Angkutan yang pertama adalah jurusan Cimahi-Padalarang yang warna orange. Cimahi adalah kota yang berbatasan dengan KBB di wilayah timur. Turun di pertigaan Cimareme lalu naik lagi angkutan umum jurusan Cililin. Bahagia ketika bertemu dengan keluarga yang menjemput. Sebetulnya bisa jalan kaki tapi kok capek yar habis duduk di bis hampir 5 jam.

 

Pulang ke kampung selalu memberikan energi baru, segala letih langsung sirna pada saat berpelukan dengan sanak saudara. Walaupun kami baru kenal 9 bulan tapi rasanya sudah lama kenal. Tidak lama berselang hidangan makan malam tersedia, mereka peka melihat tampang kami yang kelaparan, maklum makanan terakhir masuk ke lambung jam 11 pagi makan pagi sekaligus siang hehhehe.

 

Makan bersama keluarga itu selalu nikmat bukan karena menu mewah yang tersaji tetapi karena hati yang bahagia bisa bertatap muka. Makan bersama duduk bersila mengelili hidangan diselilingi cerita-cerita sungguh nikmat yang tidak tergantikan. Ada hal yang lebih membahagiakan yaitu melihat suami kembali lahap sampai menghabiskan nasi dua piring, sepulang umroh karena batuk yang tidak kunjung henti membuat nafsu makannya berkurang bahkan sempat makan nasi hanya 5 sendok. Obatnya ternyata mudah…..M.U.D.I.K.

 

Udara malam di kota yang berslogan”Cerdas rasional maju agamis sehat” ini cukup dingin mungkin karena guyuran hujan. Suasana malam tambah dramatis dengan suara kodok yang terdengar jelas. Dan  udara pagi sungguh enakkk bersihhh sekali tanpa polusi bahkan berkabut sangat sayang untuk dilewatkan. Kami pun bergegas bangun selepas subuh dan bersiap untuk menikmati indahnya pagi bersama keponakan tersayang ke lapangan udara.

 

Lapangan udara ini bagian dari Pusdiklatkopassus yaitu pusat pendidikan untuk pasukan khusus TNI. Masyarakat umum boleh masuk ke wilayah ini dengan bebas. Areanya sangat luas entah berapa puluh hektar yang pasti bisa bikin kurus kalo keliling tempat ini saban hari. Setiap hari minggu tempat ini menjadi area untuk olahraga sekaligus kuliner lazimnya car free day di daerah lain. Ada berbagai macam pilihan olah raga yaitu  sepak bola, senam dan bola voli atau bisa juga jalan santai. Kuliner yang tersedia sangat beragam cilor, cimin, cireng, ciklor, batagor, bakso, sosis bakar, soto dan aneka minuman. Jadi tidak perlu repot membawa bekal makanan dan minuman dari rumah cukup membawa uang yang banyak. Selain makanan dan minuman tersedia juga pakaian, sepatu, asesoris, mainan. Gak perlu ke pasar deh karena semua sudah tersedia.

Cilor bumbu kacang

Selain kuliner kami berenam mencoba naik ke bukit A yang konon di bagian bawahnya gedung untuk menyimpan senjata. Bukit yang mungil, sedikit curam, tanah bekas hujan, sepatu karet adalah perpaduan yang komplit. Kesulitan muncul ketika turun bukit karena sepatu saya licin akhirnya memilih nyeker demi menjejak tanah kembali dengan selamat. Awalnya ragu ikut naik bukit tapi demi harga diri sebagai tante berusaha keras bisa naik.

Selfie tim CFD 17.11.17
Selfie tim CFD 17.11.17

Perjalanan mudik belum selesai karena sepulang dari lapangan udara kami ke kebun milik kakak ipar. Bukan mau panen tetapi mau makan siang bersama di saung di tengah sawah. Membayangkannya aja udah bahagia……bertemu dengan nasi liwet, ikan asin dan lalaban dengan sambal pedas. Sungguh tidak ada kata diet kalo mudik seperti ini.

Hanya dengan berjalan kaki 10 menit saja kami sudah sampai di kebun. Menurut cerita teteh, kebun ini dulunya adalah pemukiman warga yang hancur karena tragedi ambruknya tempat pembuangan akhir yang menewaskan 147 jiwa. Jadi sawah yang sekarang sedap dipandang dulunya adalah pondasi rumah   lalu berkat ketekunan teteh dan teman-temannya pemandangan indah ini tercipta. Kebun ini terdiri dari tiga saung, tiga  kolam ikan, tiga kebun sayur mayur dan sawah. Cukuplah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meliputi karbohidrat, protein nabati dan protein hewani.

Sebagai tamu kehormatan saya dan suami dilarang membantu mempersiapkan makanan maka kami pun memanfaatkan kesempatan ini dengan berkeliling kebun, berfoto dan berburu ikan ceceret yang ada di selokan sekitar sawah. Berburu ikan ini menjadi perjuangan tersendiri karena ukuran yang kecil mereka sangat lincah menghindari jebakan.

Penampakan sebagian kecil kebun

Selesai berburu ikan,  tibalah saatnya menikmati makan siang. Menu sederhana yang dimasak dengan alat sederhana (tungku manual alias hawu dalam bahasa sunda) dan disajikan dengan sederhana di atas daun pisang. Berasa banget deh di kampungnya. Makanan yang tersaji langsung ludas saking enaknya dan nikmat. Ini benar-benar menghancurkan program diet, gpp lah y kita mulai lagi esok hari.

IMG_20171217_102339

Kakang prabu mukanya sumringah sepanjang mudik ini dan katanya susah move on lalu gak sabar pengen mudik lagi. Kalau mudiknya sering-sering nanti uang buat tabungan susah penuhnya hehe akhirnya dicapai kesepakatan mudik akan dilakukan setiap 3 purnama. Setiap mudik pasti membawa cerita yang berbeda, nantikan mudik kami selanjunya yaa.

 

 

Cinta segitiga

Pernahkan kawan merasakan cinta segitiga? Konon katanya menyenangkan sekaligus menegangkan karena adrenalin sering melonjak terutama  saat mengatur jadwal kencan.

 

Sayangnya saat ini saya bukan mau menceritakan cinta segitiga seperti itu. Saya kali ini akan menceritakan cinta segitiga antara saya-kaos kaki-ibu. Loh kok kaos kaki muncul diantara saya dan ibu? Yaa kaos kaki adalah barang yang unik bagi saya dan ibu.

ankle-socks-children-socks-knitted-greeting-160438

Bagi Muslimah menutup aurat adalah salah satu kewajiban yang tidak dapat dinegosisasi, kaki termasuk bagian tubuh yang harus ditutup karena termasuk aurat. Naaah menutup kaki ini dengan kaos kaki ini seringkali susah dilaksanakan karena saya hobinya nyeker alias jalan kaki tanpa alas kaki. Belum lagi kalau musim hujan….duh godaannya makin besar, dihadang hujan di perjalanan lalu terpaksa berkeliaran dengan kaos kaki basah itu gak nyaman apalagi terkadang muncul bau tidak sedap karena lembab.

 

Demi mensukseskan menggunakan kaos kaki minimal ketika pergi keluar rumah, saya dan ibu harus mempuyai banyak kaos kaki, minimal 7 pasang berdasarkan hitungan seminggu ada tujuh hari dan setiap hari harus ganti.

Nah disini masalah mulai timbul, selera ibu dan anak yang mirip membuat koleksi kaos kaki kami banyak yang sejenis. Sangat susah membedakan antara kaos kaki punya saya dan punya ibu karena memang tidak diberi label nama. Warna kaos kaki didominasi warna coklat muda dan hitam, tanpa motif. Kok gak milih yang bermotif? Biar gampang nyarinya. Saya gak nyaman make kaos kaki bermotif apalagi kalo motifnya bunga yang sedang kekinian di jaman now. Kaki rasanya tambah lebar bukan tambah ramping bak model.

 

Masalah selanjutnya yang sering muncul adalah rebutan karena stok menipis. Kok bisa rebutan? Karena belum dicuci…..seringnya sang anak yang lalai mencuci lalu menyerobot punya ibunya. Atau anaknya lupa menyimpan kaos kaki, pas mau berangkat langsung nyomot kaos kaki yang tersedia tanpa pandang bulu.

Musim hujan seperti sekarang paling sering keributan kaos kaki muncul, maklum kami tinggal di wilayah dengan curah hujan tinggi yang menyebabkan hujan bisa tayang sehari semalam. Tingginya curah hujan menyebabkan kaos kaki kami bertengger rapi di rak jemuran berhari-hari. Lebih banyak jumlah yang basah dibandingkan yang kering.

 

Apakah selalu ribut karena masalah kaos kaki ini? Enggak dong……seringkali hal romantis muncul juga akibat kaos kaki. Siapa yang lebih sering romantis? Ibunyaaa #luvuuemakk…….anaknya bagian bikin ribut #tutupmuka. Hal paling romantis yang Ibu lakukan adalah sepulang umroh tahun 2013 mewariskan dua pasang kaos kaki berwarna putih lengkap dengan sebait doa “Neng kaos kaki ini simpen y, buat nanti umroh”. Saat itu saya mengaminkan dan menyimpan rapih kaos kaki itu. Dan ternyata Allah mengabulkan doa Ibu 4tahun kemudian. Betapa doa Ibu itu makbul…….#pelukkkkibu. Kaos kaki putih itupun sudah dipakai menjejak Mekkah dan Madinah.

pexels-photo-267345

Hal romantis lainnya setiap Ibu ke car free day (CFD) yang berlangsung setiap hari minggu, selalu membeli kaos kaki yang sepuluh ribu per tiga pasang. Katanya gak usah beli yang mahal karena saya seringkali menghilangkan kaos kaki. Kalau kaos kaki mahal yang ilang bikin sesak napas sedangkan harga segini ilang bisa dianggap jajan cemilan hehehe. Lalu warnanya selalu berbeda agar mudah mencarinya maka saat ini koleksi kaos kaki saya tidak sebatas coklat muda dan hitam tapi sudah ada warns pink, biru muda, biru tua, hijau, merah marun dan putih.

 

Ini cerita cinta segitigaku, apakah cerita cinta segitigamu?

8 Obat yang Wajib Dibawa Saat Umroh

Bepergian keluar kota ataupun keluar negeri merupakan hal yang lumrah dilakukan saat ini, tentunya dengan berbagai macam tujuan. Rekreasi ke tempat wisata, bersilaturahmi dengan handai taulan, mengikuti seminar atau konferensi ataupun beribadah. Apapun tujuannya, selama melakukan perjalanan harapannya kondisi kita sehat selalu agar bisa menikmati dan mengoptimalkan perjalanan.

Untuk tetap sehat dan bersiap dengan kondisi sakit yang mungkin muncul selama perjalanan, berikut saya tuliskan obat-obatan yang wajib dibawa pada saat perjalanan terutama umroh. Obat-obatan ini sebaiknya dipersiapkan maksimal tiga hari sebelum keberangkatan supaya tidak terburu-buru saat mempersiapkan keberangkatan.

medications-cure-tablets-pharmacy-50994

Kenapa obat-obatan lebih baik disiapkan? Karena kita tidak tahu posisi apotek ada dimana, belum lagi terkendala bahasa dengan masyarakat setempat, dan harga obat yang selangit lebih baik uangnya untuk membeli oleh-oleh atau mencicipi jajanan setempat.

1. Obat maag. Penyakit gangguan pencernaan yang sering muncul adalah maag atau terjadi peningkatan ekskresi asam lambung. Umumnya diakibatkan perjalanan umroh yang panjang minimal 8 jam membuat jam makan berbeda dengan kondisi normal di tanah air lalu menu yang tidak sesuai dengan lidah menyebabkan nafsu makan berkurang. Bisa juga kambuh karena stress meninggalkan keluarga di tanah air atau kelelahan karena aktivitas fisik yang bertambah karena pulang pergi ke mesjid.

Obat maag yang dijual bebas adalah golongan antasida, mereknya sangat banyak misal : Antasida generik, Promag, Mylanta, Polysilane, Anflat, Polycrol forte. Bentuknya bisa tablet atau syrup. Untuk obat yang syrup harus disimpan di koper karena volumenya lebih dari 100ml sedangkan bentuk tablet bisa disimpan di tas yang dibawa ke kabin pesawat.

Untuk obat maag golongan lainnya bisa berkonsultasi dengan dokter keluarga anda terlebih dahulu karena termasuk golongan obat keras.
2. Obat diare. Penyakit yang banyak timbul selama perjalanan adalah diare penyebabnya karena sanitasi dan higienitas selama perjalanan tentunya berbeda dengan di rumah. Obat diare golongan bebas yang bisa dibeli bebas adalah : Norit, Enterostop, New diatabs, Diapet. Bisa juga menambahkan obat yang mengandung enzim pencernaan seperti enzyplex atau anti kembung seperti Gastulen/ Disflatyl.

 
3. Obat demam/nyeri. Perbedan suhu yang drastis, kurangnya konsumsi cairan, banyaknya aktivitas fisik menjadi penyebab munculnya demam/sakit kepala/sakit badan. Membawa obat yang mengandung paracetamol atau ibuprofen atau asam mefenamat menjadi sebuah keniscayaan. Bisa membawa Sanmol tablet, Panadol tablet, Paramex tablet, Bodrex atau Proris tablet.
4. Obat nyeri tenggorokan. Batuk dan sakit tenggorokan banyak muncul di hari ketiga sampai akhir perjalanan, bisa jadi berjamaah batuk saking banyaknya yang mengalaminya. Obat batuk tablet yang bisa jadi pilihan adalah glyceril guaicolate (GG) untuk mengencerkan dahak atau dequalinum chlorida untuk antiseptik tenggorokan. Merek yang bisa dibeli bebas adalah Degirol atau Sp troches.

 

5. Obat flu batuk. Karena perbedaan cuaca dan tingginya aktivitas menyebabkan daya tahan tubuh menurun lalu timbullah flu dengan gejala sakit kepala, batuk disertai pilek. Pilihan obatnya banyak : Decolsin, alpara, flucadex, lacoldin, mixagrip flu batuk, flutamol.

 

6. Obat alergi. Seiring dengan menurunnya daya tahan tubuh seringkali menurunkan ambang batas tubuh terhadap alergen maka timbullah alergi. Biasanya ditandai dengan gatal biduran di sekujur tubuh. Obat yang paling populer adalah CTM tetapi harus waspada dengan efek samping mengantuk yang sering muncul. Atau bisa menggunakan antihistamin lain misalnya Incidal tetapi karena ini obat keras sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

ginger-plant-asia-rhizome-161556

7. Footcream. Perbedaan cuaca yang ekstrim dan banyaknya aktivitas berjalan kaki sering membuat tumit pecah-pecah terutama bagi jamaah pria karena prosesi umroh mereka tidak boleh menggunakan alas kaki yang menutupi tumit. Obat yang bisa jadi pilihan adalah vaselin atau membawa handbody yang kandungan mosturizernya tinggi.

 

8. Tolak angin atau antangin. Istilah masuk angin adalah istilah yang ada di Indonesia karena di dalam dunia medis tidak mengenal istilah ini. Kalau bertanya kepada apoteker di Mekkah atau Madinah tidak akan ada yg paham. Maka untuk kawans yang sering masuk angin lebih baik membawa obat ini dari Indonesia.

 

Adakah kawans yang punya pengalaman membawa obat yang lainnya lagi?

Semalam di Colombo (bagian 2)

Lanjutan dari cerita Semalam di Colombo di postingan sebelumnya y.

Senin pagi itu bisa terbangun dengan keadaan sehat, bugar dan ceria tentunya. Raga yang lelah dan hati yang sukacita karena bisa berlibur dengan suami tampaknya obat lelah yang mujarab. Tepat jam 4 WIB saya terbangun, jam tubuh Indo terbangun dengan sendirinya padahal jam di Colombo masih jam 2.30 pagi. Hujan yang sepanjang malam mengguyur sudah berhenti berganti dengan udara segar yang masuk ke kamar melalui celah-celah bagian bawah pintu kamar, langit masih gelap gulita tentunya. Saking bahagianya mata ini tidak sanggup menutup lagi baiklah kita siap-siap perlatan perang untuk melanjutkan menuju Jeddah.

Menurut ittenary yang dibuat pihak travel, perjalanan Colombo-Jeddah akan ditempuh selama 6 jam, dua jam lebih lama dari perjalanan Jakarta-Colombo. Saat itu juga langsung berdoa supaya bisa duduk berdekatan dengan suami dan dapat seat di pinggir tujuannya ingin mengabadikan ekor pesawat. Kok pengen duduk di pinggir? Karena entah kapan lagi dapat kesempatan naik pesawat berdurasi panjang dan siang hari, sebuah momen yang sayang untuk diabadikan.

Di Colombo, Islam adalah agama minoritas maka jangan berharap ada petunjuk arah kiblat di hotel dan lantunan adzan. Bermodal wifi berkecepatan sedang saya bertanya tentang arah kiblat dan waktu adzan kepada mbah google.

Jam sholatnya beda-beda tipis lah y dengan waktu Indonesia.

Ternyata bukan saya saja yang jam tidurnya masih ndeso rasa Indonesia, banyak rekan seperjalanan di kamar sekitar yang terbangun maka jadilah subuh itu ramai berasa di kamar kost-kostan bahkanbahkan ada salah satunya yang berbaik hati menggedor setiap kamar untuk shalat subuh saat masuk waktu sholat subuh.

Lima belas menit kemudia ada ricuh lagi di luar ternyata suami saya mencari kamar istrinya, doi lupa saya tidur di kamar no.berapa. Doi semangat membara mengajak istrinya jalan-jalan pagi menikmati udara pantai setelah diguyur hujan semalam.

Isting doi tepat, udara di sekitar hotel yang memang berada di pantai sangat menyegarkan. Jejak hujan semalam masih terlihat nyata, lantai di sekitar kolam renang hotel masih basah.

Hotel yang kami tempati adalah hotel tua, tepat berada di pinggir pantai. Kolam renang letaknya berdampingan dengan restoran tempat kami makan. Untuk menjejak pasir putih cukup berjalan kaki 5menit dari kolam renang. Melihat kami wisatawan sudah mulai menikmati indahnya pagi, para pengasong tidak mau kalah menjajakan dagangannya mulai hari cincin batu akik, gelang mutiara, pembatas kamar dari kerang bahkan tato temporer. Berhubung suami saya kurang nyaman dengan para pengasong jadinya kami hanya foto-foto sekitar 5 menit di bibir pantai lalu kembali ke dalam hotel.

 

 

Istrinya gak mau rugi dong jauh-jauh cuma foto di bibir pantai saja, akhirnya suami harus pasrah diajak keliling hotel untuk mencari spot foto kece. Hotel ini ternyata memiliki banyak lukisan bagus yang khas SriLanka bahkan kami menemukan sebuah pojok tempat buku-buku bacaan tersimpan di atas meja. Buku-buku itu banyaknya berbahasa Belanda jadi saya gak bisa membacanya dan sayangnya gak sempat bertanya ke petugas hotel tentang tumpukan buku tersebut. Istri happy dan suamipun happy…..stok foto berdua bertambah banyak deh selain foto di pelaminan.

Masih belum puas dengan bagian dalam hotel, kami berdua berjalan ke arah luar hotel untuk melihat kondisi di sekililing hotel. Di depan kami bertemu dengan pengendara tuk-tuk, mobil khas Sri lanka. Mereka menawarkan mobilnya untuk berkeliling ke pantai di sekitar hotel dengan biaya 200.000 rupiah. Karena suami gak bersedia dengan alasan takut dibawa kabur maka tawaran itu kami tolak. Belakangan kami baru tahu, tawaran itu bisa ditawar menjadi setengahnya yaitu cukup merogoh dompet 100.000 untuk berkeliling selama 1 jam. Lalu cincin batu akik yang merupakan komoditas andalan disini bisa dibeli hanya 30.000 rupiah. Semoga suatu Sara bisa berkunjung lagi dengan keadaan yang lebih baik dan waktu yang lebih leluasa.

Setelah puas berkeliling hotel saatnya menikmati hidangan sarapan pagi. Menu yang tersedia mulai dari beraneka nasi, beragam jenis roti, kentang lengkap kare untuk cocolannya. Tipikal penduduk Indonesia itu mengambil makanan banyak tanpa berpikir panjang rasanya bakalan enak atau tidak. Hasilnya makanan banyak terbuang karena rasa yang tidak cocok di lidah, maklum yang memasak bukan orang Indonesia. Sungguh miris karena saya dan suami tertarik mengkonsumsi buah terlebih dahulu, kami kebagian secuil nasi dan kentang, lumayan lah buat ganjel sampai nanti siang.

Setelah kenyang saatnya kembali ke kamar masing-masing untuk siap-siap cek out jam 10. Bawaan yang dibawa ke hotel hanya tas yang masuk ke kabin pesawat, isinya baju ganti di Colombo dan baju untuk umroh di Mekkah. Satu hal yang lupa kami berdua persiapkan yaitu makanan ringan. Sepanjang perjalanan kami hanya makan makanan di pesawat yang porsinya secukupnya untuk mengganjal dan makan porsi besar pada saat sampai di hotel di Mekkah. Bayangkan naga-naga di perut kami meronta-ronta minta diisi.

Jam 10.30 kami cek out dari hotel langsung menuju bandara untuk boarding pass. Bersyukur tidak mengalami banyak kendala seperti tadi malam. Untuk bisa sampai ke lounge kami harus melalui 3kali pemeriksaan bawaan bahkan pemeriksaan terakhir sangat ketat sampai semua alas kaki harus dicopot, sabuk pun tidak peduli terbuat dari bahan metal atau plastik harus dilepas dan dilewatkan melalui mesin pemindai.

Di bandara ini tersedia ruangan untuk sholat tapi letaknya jauh dari lounge tempat menunggu maka kami pun sholat di lounge dengan alas seadanya. Demikian pun untuk wudhu,  tidak tersedia toilet khusus untuk wudhu basah kuyup dan ada beberapa rekan yang diusir karena membuat toilet manjadi becek. Tipsnya berwudhu dengan air secukupnya di wastafel biar gak becek dan membasuh kaki di alat pengepel yang tersedia. Lebih baik lagi memberikan tips kepada penjaga toilet dijamin mereka berubah menjadi lebih ramah.

Komoditas utama negara ini adalah teh herbal, ayurveda, batu akik dan kacang-kacangan, maka sepanjang jalan dari hotel menuju bandara dan di dalam bandara sangat mudah menjumpai barang-barang ini. Karena uang rupiah tidak bisa ditukar maka cukup cuci mata saja. Tips juga nih siapkan minimal dollar singapur untuk membeli cenderamata atau sekedar jajan cantik. Aaah sungguh semoga suatu saat bisa menjejakkan kaki disini bersama kesayangan.

 

 

 

 

 

 

Semalam di Colombo

Bisa menjejakkan kaki di Colombo adalah salah satu anugerah yang terjadi di tahun ini tanpa disangka-sangka. Colombo menjadi kota transit dalam perjalanan menuju kota Jeddah.

Kok bisa menclok di Colombo? Bisa karena travel kami menggunakan maskapai plat merah milik Sri Lanka yaitu Srilankan Airlines. Perjalanan Jakarta Colombo ditempuh 4 jam, lumayan panjang untuk saya yang pemula. Yaaa ini adalah penerbangan perdana saya seumur hidup dan langsung lintas negara…….alhamdulillah. Saking panjangnya sampai saya mati gaya di pesawat, semua menu di layar sudah dicoba mulai dari menonton film, mendengarkan musik, membaca majalah sampai main games gak jelas pun dicoba.

IMG_20171119_143443

IMG_20171119_182559

Pertama kali menjejakkan kaki di Colombo, langit sudah gelap menjelang maghrib. Colombo lebih lambat 1.30 jam dari Jakarta, kami mendarat pukul 18.30 WIB.  Cuacanya sama seperti di Jakarta yaitu panas mungkin karena mau hujan jadi suhu lebih panas dan posisinya yang dekat dengan pantai.

Bandara international Colombo jauh lebih sederhana dari bandara international Soekarno Hatta, suasananya pun jauh lebih sepi, jumlah pintu masuknya ada 14. Setelah mendarat kami langsung menuju bagian imigrasi karena harus mengurus penginapan dan tiket untuk melanjutkan perjalanan ke Jeddah esok hari.

IMG_20171119_195112

Saat ini jamaah umroh digarap serius oleh Srilankan Airlines.  Setiap pemberangkatan hari minggu akan transit selama 1 malam di hotel yang telah ditunjuk dan akan diberangkatkan pukul 14.00 keesokan harinya. Travel yang satu pesawat dengan saya ada sekitar 5 travel dari kota yang berbeda : Jakarta, Lampung dan Jawa Tengah.

Ada sedikit masalah di imigrasi, dua rekan kami nama dan tanggal lahirnya berbeda antara visa dan pasport yang anehnya  tidak terdeteksi di Bandara Jakarta. Masalah ini diselesaikan lumayan lama karena terkendali bahasa. Meskipun menggunakan bahasa Inggris tapi logatnya sedikit aneh. Karena hal ini kami harus tertahan sampai dengan dua jam.

Dari bandara menuju hotel  diantar menggunakan bis besar yang cukup menampung rombongan kami berjumlah 46 orang. Bisnya lebih keren bis di Indonesia karena pintunya cuma satu. Lazimnya di Indonesia bis besar ada dua pintu akses masuk untuk memudahkan hilir mudik. Cuaca sudah mulai hujan pada saat bis melaju. Kami sampai di hotel setelah menempuh perjalanan 30 menit. Sepanjang jalan banyak ditemukan kuil, vihara dan gereja sedangkan mesjid tidak ditemukan satu pun. Hal ini wajar karena Islam agama minoritas disini.

Malam sudah larut pada saat kami sampai di hotel, setelah menyimpan tas bawaaan kami langsung diantarkan ke restoran untuk menikmati hidangan makan malam yang telah tersedia. Menunya nasi dan kentang dengan bumbu kare, sebetulnya menu ini kurang cocok di lidah tetap dimakan karena harus menjaga kondisi untuk umroh nanti.

Setelah makan kami langsung dibagikan kunci kamar……..ah bahagia rasanya bisa merebahkan badan setelah perjalanan panjang. Saya mendapatkan teman sekamar mbah putri dan anaknya yang berasal dari kota Solo. Rombongan travel kami berasal dari berbagai daerah tapi didominasi dari daerah Solo yang berjumlah 30orang. Perjalanan ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk saya pribadi yang berasal dari tanah Sunda karena jamaah dari Solo tersebut banyak yang sudah sepuh dan tidak bisa berbahasa Indonesia hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Jawa.

Kamar yang kami tempati berisi tiga kasur sesuai dengan jumlah penghuninya. Dilengkapi dengan AC yang lumayan kuat bahkan sempet saya matikan saking dinginnya. Cuaca diluar yang hujan sepanjang malam membuat udara di kamar semakin dingin. Kamar mandinya dilengkapi wastafel, toilet duduk dan shower panas dingin. Lumayan lah standar hotel bintang tiga toh hanya semalam saja menginap di disini. Secara keseluruhan memadai dan yang paling membahagiakan adalah tersedia wifi. Hal ini sangat vital karena saya tidak mengaktivasi paket kuota luar negeri mengingat harganya yang selangit jadi hanya mengandalkan wifi dari hotel untuk bisa menghubungi keluarga di Indonesia.

Hotel ini tidak dilengkapi dengan arah kiblat tapi jangan risau selama ada wifi kita bisa bertanya kepada mbah google lengkap dengan jam sholatnya.

Apa saja yang saya lakukan di Colombo keesokan harinya akan dituliskan di postingan selanjutnya y

 

Screenshot_2017-11-20-05-20-29

IMG_20171119_232157IMG_20171119_232207

Kado terindah

Menikah itu menyenangkan, menyesal tidak sedari dulu? Tentu tidak karena semua sudah sesuai dengan skenario Yang Maha Kuasa. Tidak perlu menyesali kenapa pernikahan baru terlaksana di tahun ini tetapi saatnya bersyukur dan membangun pondasi keluarga kecil ini setahap demi setahap agar bisa tahan akan badai yang mungkin datang di masa depan #tsahkibasinkonde

Banyak hal yang menyenangkan dari menikah salah satunya banyak kado dan untuk kami berdua membukanya menjadi sesi yang ditunggu-tunggu, menebak apakah isi dibalik kertas kado yang menawan. Tak jarang salah menebak  isinya berdasarkan penampakan luarnya, sama seperti pepatah jangan melihat buku dari sampulnya.

pexels-photo-264771

Namun ada kado terindah yaitu kehadiran dan doa restu dari segenap keluarga, sahabat, dan handai taulan yang menyempatkan hadir di pernikahan ini. Kehadiran mereka  merupakan kehormatan bagi kami berdua.  Mereka berasal dari berbagai kota yang paling jauh dari Lombok dan Kalimantan. Teman dan keluarga yang dari Bandung rela menembus kemacetan sampai 5 jam dan mencari jalan alternatif ke Cikalong dan Purwakarta. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang sudah diberikan dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Selain kado terindah, ada kado terunik yang dipersembahkan oleh teman masa putih abu. Mereka membuat dokumentasi prosesi akad nikah dan kebersamaan mereka di villa selama menginap di Cianjur. Video ini dibuat oleh ketua angkatan kami yang sudah ditasbihkan akan menjabatnya seumur hidup saking kami cinta padanya. Melalui video akad nikah ini saya bisa melihat prosesi serah terima tanggung jawab dari Ayah kepada suami, karena pada saat itu saya diam di ruang rias sampai prosesi ijab kabul selesai. Sebuah proses serah terima yang sangat singkat tetapi mampu merubah segalanya. Peralihan tanggung jawab dunia akhiratnya seorang perempuan dari ayahnya kepada suaminya. Videonya bisa dilihat di sini.

Selama mempersiapkan pernikahan seringkali merenung bahwa mendidik anak perempuan dan lelaki sama beratnya. Selama ini di lingkungan saya lebih banyak yang berpendapat mendidik anak perempuan lebih berat bahkan diibaratkan merawat berlian, tidak boleh gompal karena nilainya akan berkurang.

Mendidik anak perempuan artinya mempersiapkannya untuk menjadi seorang ibu yang kelak akan menjadi madrasah bagi anak-anak yang dilahirkannya dan menjadi istri tempat berbagi suka dan duka suaminya. Mendidik anak lelaki artinya mempersiapkannya untuk menjadi suami tempat berlindung istrinya, bertanggung jawab penuh kehidupan dunia dan akhirat, lahir dan batinnya. Menjadi ayah untuk anak-anaknya. Bahkan tugas seorang anak lelaki tidak berhenti ketika dia menjadi seorang suami dan ayah, dia tetap menjadi anak lelaki kedua orang tuanya dan bertanggung jawab juga akan saudara perempuannya.

Memasuki fasa baru pernikahan ternyata membuat otak kita berkembang untuk memikirkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan dan membuat saya sadar dari mimpi……selama ini kemana aja y huhuhuhuhu……..semoga diri ini tidak lelah belajar karena masih banyak hal yang belum dipelajari.

My September

September selalu memberikan cerita tersendiri, September 2015 adalah tahun perjuangan karena saya harus menyelesaikan sekolah tepat waktu mengingat uang sangu yang terus menipis dan Alhamdulillah tepat di penghujung bulan bisa maju wisuda.

calendar-2626650_960_720

September tahun 2016 masih menjadi tahun perjuangan karena keluarga kecil kami harus terpisah untuk sementara waktu, saya tinggal seorang diri di cianjur dan anggota keluarga lainnya tinggal di Cipanas. Meskipun jarak Cipanas dan Cianjur bisa ditempuh dalam waktu 30 menit, menghabiskan hari-hari seorang diri dengan segudang tanggung jawab merupakan salah satu fase terberat. Masih lekat dalam ingatan, setiap malam saya pulang diantar oleh Hansip karena orang tua khawatir dengan keamanan saya. Alhamdulillah empat bulan sesudahnya keadaan menjadi lebih baik dan keluarga kami bisa berkumpul kembali di satu atap.

September 2017 ini salah satu anugerah terbaik yang Allah limpahkan, setelah melalui dua tahun perjuangan Allah memberikan kado terindahnya berbentuk sebuah pernikahan. Tepat tanggal 16 September 2017 saya mengganti status pernikahan dari single menjadi menikah. Sungguh skenario Allah selalu yang terbaik. Jangan pernah bersedih dengan ujian yang diberikan karena ada kado indah menanti jika kita berhasil melewati ujian tersebut. Tapi jangan juga terlena dengan kebahagiaan harus siap sedia dengan ujian yang menyertainya. Hidup ini selalu penuh kejutan :).

Selain itu, bulan September selalu berbeda karena tanggal 30 September adalah batas akhir membayar pajak bangunan. Tahun ini masih tersisa 7 hari untuk segera melakukan pembayaran harap maklum baru hajatan jadi urusan tetek bengek macam ini terlupakan.

Katanya sih “Orang bijak bayar pajak”, kalau saya pribadi bukan karena bijak tapi karena gak mau ribut dikejar oleh orang pajak hehhee.

 

Sehat itu Nikmat yang Tidak Tergantikan

Setiap hari bertemu dengan orang sakit karena memang pekerjaan saya sebagai apoteker di apotek, seringkali menemukan berbagai macam perilaku pasien mulai dari yang menyenangkan sampai dengan yang tidak menyenangkan, dari yang lucu sampai yang menyebalkan.

 

Hari Jumat yang lalu, ketika bangun tidur ada rasa sakit yang menjalar dari bagian leher sampai dengan punggung bagian atas, terutama di bagian punggung kiri atas. Saat itulah saya merasakan nyeri yang teramat hebat, nyeri yang mendera sepanjang hari. Bahkan rasa nyerinya semakin malam makin menjadi dan menimbulkan rasa terbakar. Baru kali ini saya merasakan nyeri seperti ini sampai hampir meneteskan air mata saking sakitnya.

Selama ini bukannya tidak pernah sakit, paling sering bermasalah dengan saluran pernafasan bagian atas berupa batuk pilek, radang tenggorokan dan pembengkakan amandel.

Merasakan sakit ini membuat saya merenung, mengingat kembali kepingan-kepingan peristiwa pada saat saya melayani pasien, seringkali saya menganggap enteng cerita pasien, seringkali rasa empati saya tidak muncul ketika mereka mengkonsultasikan keadaanya. Allah sedang menegur saya dengan rasa sakit yang luar biasa ini. Malu rasanya mengingat peristiwa-peristiwa tersebut. Semoga rasa sakit ini bisa menjadi penggugur dosa……aamiin.

Rasa nyeri yang tidak kunjung berkurang sesudah menempelkan koyo di bagian yang nyeri, iseng saya mencoba memeriksa kadar kolesterol dengan alat yang ada di apotek dan ternyata hasilnya memang kadar kolesterol di atas ambang batas makasimal 200 mg/dl. Duh ternyata kolesterol tinggi itu tidak nyaman.

Lalu mengingat selama seminggu kebelakang makanan apa saja yang dikonsumsi…..hmm tersangkanya gorengan. Makanan live saving yang sangat menggoda dan mudah dijumpai. Menjelang acara besar sebulan lagi ada aja gangguannya.

 

Nyeri punggung ini juga bisa jadi disebabkan posisi tidur yang tidak tepat dan terlalu banyak merajut demi sovenir nikahan. Baiklah demi kemaslahatan diri sendiri urusan rajut merajut dihentikan sampai dengan waktu yang belum ditentukan.

Pada saat kita sehat seringkali abai dengan berbagai kenikmatan yang telah Allah berikan, misalnya rukuk dan sujud di saat sholat, pernahkah kita bersyukur ketika bisa melakukan dua gerakan tersebut dengan lancar? jarang sekali rasanya kita mengucap syukur atas dua nikmat tersebut. Rasa nyeri ini sangat terasa ketika rukuk, leher rasanya membawa berkilo-kilo beban sehingga rukuk harus dilakukan secara perlahan. Anehnya posisi sujud menjadi posisi paling nyaman. Sungguh sehat itu adalah kenikmatan yang tidak tergantikan. Semoga kita semua sehatt selalu yaaa…….aamiiin.

 

Yuk ke Perpusda Cianjur

Siapa yang tinggal di Cianjur dan pernah mampir ke Perpustakaan Daerah Cianjur? Kalau belum pernaj yuk simak cerita di bawah ini

Saat ini Perpusda Kab. Cianjur berlokasi di bekas SMAN 2 Cianjur di jalan Siliwangi. Tempatnya sangat mudah dijangkau karena berada di pusat kota, tidak jauh dari mesjid agung dan Pendopo Bupati yang menjadi pusat pemerintahan. Transportasi umum yang melalui Perpusda adalah angkutan umum No. 02B, 03, 04B, 04A, 05A dan 05B. Mudah bukan?

Saat ini Perpusda menggunakan bangunan bekas sekolah maka ruangannya pun menggunakan bekas kelas. Tempatnya tidak terlalu luas tapi cukup memadai, terdiri dari 2 ruangan baca dan 1 ruangan baca yang bisa digunakan juga sebagai tempat diskusi. Ruangan baca pertama dipergunakan untuk anak-anak, dilengkapi dengan karpet dan tiga unit komputer di pojok kanan, koleksi buku anak. Lalu ruangan kedua selain ruang baca dilengkapi dengan koleksi buku anak-anak dan umum, tersedia berbagai macam kategori mulai dari agama, psikologi, tasawuf, fiksi berupa novel dan cerpen, hobby dan resep makanan. Ruangan terakhir didominasi dengan kursi dan bangku hanya ada sejajar rak buku, ruangan ini sering digunakan untuk acara-acara misalnya pelatihan public speaking, penyuluhan obat-obatan, pelatihan hijab bahkan tutorial make-up.

Dilihat dari segi koleksi buku yang ada di perpusda untuk ukuran perpustakaan umum masih minim dan lebih didominasi buku-buku terbitan lama. Dilihat dari segi fasilitas pun masih minim jika dibandingkan dengan perpustakaan daerah lain. Akan tetapi keadaan perpusda sekarang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaannya beberapa tahun yang lalu. Meskipun dengan segala keterbatasannya, berada di perpusda ini nyaman, ruangannya selalu bersih dan tertata rapi.

Semua warga Cianjur boleh menjadi pengunjung perpusda tidak hanya siswa dan mahasiswa, ibu rumah tangga dan karyawan pun dapat mengunjunginya. Untuk menjadi anggota perpusda caranya gampang banget hanya membutuhkan fotocopy identittas yaitu  KTP untuk umum atau kartu tanda siswa untuk pelajar dan kartu tanda mahasiswa untuk mahasiswa, pasfoto ukuran 3×4 sebanyak 3 lembar dan mengisi formulir pendaftara. Dokumen yang paling utama adalah fotocopy identitas sedangkan pasfoto bisa dilengkapi di lain waktu. Bukti pendaftaran diserahkan dengan pasfoto pada saat akan mengambil kartu perpustkaan.

Koleksi buku bisa dipinjam ke rumah, per orang maksimal meminjam 5 buku per lima hari. Sayangnya tidak semua buku bisa dipinjam ada beberapa kategori yang tidak bisa dipinjam, ditandai dengan kertas warna emas di bagian pinggir buku. Antara lain buku ensiklopedia, hal ini sangat disayangkan karena membaca buku sejenis ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Pelayanan disini dilakukan oleh tiga orang pustakawan yang duduk di lobby utama di ruang baca anak, sejauh ini pelayannya memuaskan. Pustakawan ini juga dibantu oleh siswa-siswa yang sedang praktek lapangan.

Sampai saat ini perpusda buku sesuai dengan jam kerja karyawannya yaitu senin – jumat pukul 08.00 s/d 15.30, mudah-mudahan kedepannya bisa buka di hari sabtu atau sampai dengan malam hari agar lebih banyak warga yang bisa memanfaatkan kehadiran perpusda.

Selain kegiatan membaca, perpusda seringkali mengadakan acara yang bersifat umum sayangnya promosi masih terbatas di pengunjung perpusda maka masih banyak warga yang belum mengikutinya. Untuk mengenal perpusda Cianjur bisa mengunjungi laman Facebook Disarpus Cianjur.

Penasaran dengan Pepusda? yuk kita berkunjung jangan lupa ajak sahabat dan keluarga anda

 

IMG_20170813_172508

 

Sundariekowati

Love The Life

Hepi Risenasari

Woman, child, and parenting enthusiasm

Perjalanan Ibu

dari rumah ini kami tumbuh bersama....

rumahemak

Karena mengomel tidak bermanfaat, maka saya menuliskannya...

Nitip Jejak

Catatan dari Keruwetan